ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Militer Israel mengumumkan serangan ke wilayah Lebanon. Serangan itu disebut menyasar puluhan peluncur roket milik kelompok Hizbullah.
"Dengan arahan intelijen IDF (militer), IAF (angkatan udara) menyerang sekitar 30 peluncur Hizbullah dan lokasi infrastruktur teroris, berisi sekitar 150 barel peluncur yang siap menembakkan proyektil ke wilayah Israel," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan dilansir AFP, Jumat (20/9/2024).
Dilansir Al-Jazeera, serangan udara dari Israel itu terjadi pada Kamis (19/9). Jet-jet tempur Israel menargetkan kota al-Mahmoudiya, Ksar al-Aroush dan Birket Jabbour di daerah Jezzine.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Israel melancarkan puluhan serangan udara di wilayah selatan Lebanon, kata sumber keamanan Lebanon yang tidak disebutkan Namanya.
Belum diketahui indikasi adanya korban jiwa dari serangan tersebut. Kementerian Kesehatan Lebanon menyebutkan setidaknya ada empat orang terluka dalam serangan Israel di kota al-Haniyeh.
Serangan terbaru dari Israel ini meningkatkan ketegangan yang terjadi di Lebanon. Negara tersebut diketahui baru saja menerima serangan berupa ledakan massal yang menyasar perangkat komunikasi.
Ledakan perangkat komunikasi pager terjadi di sejumlah wilayah Lebanon pada Selasa (17/9). Sehari berselang, giliran sejumlah walkie-talkie meledak di Lebanon. Ledakan massal itu mengakibatkan 37 orang meninggal dunia dan ribuan lainnya terluka.
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, juga telah buka suara usai ledakan massal menyasar perangkat komunikasi pager dan walkie-talkie terjadi di Lebanon. Nasrallah mengakui serangan itu sebagai pukulan bagi Hizbullah.
Dilansir AFP, Kamis (19/9), Nasrallah menyampaikan pidato terbuka usai ledakan terjadi di Lebanon. Dengan nada menantang, Nasrallah menyatakan Israel akan menanggung hukuman yang setimpal atas peristiwa ledakan di Lebanon.
Nasrallah menilai serangan perangakt komunikasi di wilayah Lebanon sebagai deklarasi perang. Dia menyebut pihaknya akan menuntut balas kepada Israel.
"Ini bisa berupa kejahatan perang atau deklarasi perang," kata Nasrallah.
(ygs/ygs)