ARTICLE AD BOX
Teheran -
Iran menegaskan pihaknya mempunyai "hak legal" untuk menghukum Israel atas pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pekan lalu. Teheran meyakini Tel Aviv mendalangi pembunuhan itu, meskipun belum ada komentar apa pun dari negara Yahudi tersebut.
"Tidak ada satu pun pihak yang berhak meragukan hak legal Iran untuk menghukum rezim Zionis," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, dalam konferensi pers rutin, seperti dilansir AFP, Senin (5/8/2024).
Dia menegaskan bahwa Iran "tidak berupaya memperburuk ketegangan di kawasan", yang meningkat sejak perang Israel dan Hamas berkecamuk pada awal Oktober tahun lalu dan semakin bertambah sejak kematian Haniyeh pada Rabu (31/7) pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Garda Revolusi Iran mengatakan bahwa Israel membunuh Haniyeh menggunakan "proyektil jarak pendek" yang diluncurkan dari luar kediamannya di Teheran, setelah dia menghadiri seremoni pelantikan Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
Iran dan Hamas, juga kelompok bersenjata lainnya yang bersekutu dengan Teheran di Timur Tengah, telah bersumpah membalas kematian Haniyeh.
Israel belum mengomentari secara langsung kematian Haniyeh, yang terjadi hanya beberapa jam setelah pembunuhan komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr, dalam serangan di pinggiran Beirut, Lebanon. Tel Aviv telah mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan Shukr.
Hizbullah, yang didukung Iran, telah bersumpah untuk membalas dendam atas kematian Shukr.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak juga Video: Penampakan Kebakaran Hebat Kilang Minyak di Irak