ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Amerika Serikat (AS) menyerukan semua pihak untuk menahan diri di Bangladesh buntut demo berdarah yang terjadi di negara tersebut. AS meminta semua pihak menghormati pihak militer yang tengah membentuk pemerintahan sementara alih-alih menindak lebih lanjut pengunjuk rasa.
"Kami mendesak semua pihak untuk menahan diri dari kekerasan lebih lanjut. Terlalu banyak nyawa yang telah hilang selama beberapa minggu terakhir, dan kami mendesak ketenangan dan pengendalian diri dalam beberapa hari ke depan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller kepada wartawan, dilansir AFP, Selasa (6/8/2024).
Sebagai informasi, PM Bangladesh Hasina telah berusaha untuk meredam protes nasional terhadap pemerintahnya sejak awal Juli 2024. Namun demikian, kini ia meninggalkan negara itu setelah hampir 100 orang terbunuh pada hari Minggu (4/8) kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Miller mengatakan pihaknya telah menerima laporan bahwa tentara setempat menolak tekanan untuk menindak lebih lanjut demonstrasi yang dipimpin mahasiswa. Dia pun mendorong agar adanya transisi segera sesuai dengan hukum yang berlaku di Bangladesh.
"Jika benar bahwa tentara menolak seruan untuk menindak pengunjuk rasa yang sah, itu akan menjadi perkembangan positif," katanya.
"Kami menyambut baik pengumuman pemerintahan sementara dan mendesak setiap transisi dilakukan sesuai dengan hukum Bangladesh," lanjut dia.
Ketika ditanya apakah militer harus memilih kepemimpinan berikutnya, Miller mengaku ingin melihat rakyat Bangladesh menentukan pemerintahan Bangladesh di masa depan.
"Amerika Serikat sangat sedih atas laporan pelanggaran hak asasi manusia, korban jiwa, dan cedera selama akhir pekan dan beberapa minggu terakhir," ujar dia.
"Sangat penting bagi kita untuk melakukan penyelidikan penuh dan transparan untuk memastikan akuntabilitas atas kematian ini," sambung Miller.
PM Bangladesh Kabur
Perdana Menteri (PM) Bangladesh, Sheikh Hasina, dilaporkan telah meninggalkan istananya di Dhaka pada Senin (5/8) waktu setempat, saat para demonstran, yang menuntut dirinya mengundurkan diri, kini memenuhi jalanan ibu kota negara tersebut.
Seperti dilansir AFP, Senin (5/8/2024), para demonstran yang tampak gembira melambaikan bendera nasional Bangladesh dan melakukan perayaan damai, termasuk beberapa menari di atas tank, saat sumber yang dekat dengan Hasina mengungkapkan sang PM telah meninggalkan istananya di Dhaka menuju ke "tempat yang lebih aman".
"Dia ingin merekam pidatonya, tapi dia tidak mendapat kesempatan untuk melakukannya," tutur sumber yang dekat dengan Hasina saat berbicara kepada AFP.
Anak laki-laki Hasina mendesak pasukan keamanan Bangladesh untuk menghalangi pengambilalihan kekuasaan. Sementara seorang penasihat senior mengatakan kepada AFP bahwa pengunduran diri Hasina adalah "sebuah kemungkinan" setelah ditanya apakah sang PM akan menuruti tuntutan rakyat.
"Tugas Anda adalah menjaga keselamatan rakyat dan negara kita serta menjunjung konstitusi," tegas putra Hasina, Sajeeb Wazed Joy, yang tinggal di Amerika Serikat (AS) dalam postingan Facebook-nya.
Simak Video 'Imbauan AS soal Situasi di Bangladesh: Tiap Transisi Dilakukan Sesuai Hukum':
(maa/maa)